I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme yang berhasil bertahan hidup mencerminkan organisme
tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap keseluruhan toleransinya dari
variable lingkungan yang dihadapi organisme tersebut. Adaptasi tersebut berupa
respon morfologi, fisiologi, dan tingkah laku. Organisme yang mempunyai
toleransi besar terhadap perubahan suhu di sebut euriterm, sebaliknya organisme
yang mempunyai toleransi kecil terhadap perubahan suhu disebut stenoterm.
Organisme akuatik memerlukan lingkungan untuk
melangsungkan kehidupannya. Lingkungan hidup organisme akuatik selalu mengalami
perubahan yang berfluktuasi yang disebabkan oleh lingkungan itu sendiri ataupun
akibat dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Beberapa variabel lingkungan
yang dapat berubah dari waktu ke waktu contohnya seperti suhu, pH, salinitas,
deterjen dan kekeruhan. Perubahan kondisi lingkungan tersebut dapat berubah
secara harian, mempengaruhi kehidupan organisme akuatik baik secara fisiologis,
tingkah laku, biokimia, maupun struktur tubuhnya yang mana perlu untuk kita
ketahui.
Organisme akuatik salah satunya yaitu ikan
mujair (Oreochromis mossambicus).
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus)
memiliki kisaran toleransi terhadap perubahan lingkungan, baik perubahan suhu
maupun salinitas. Suhu yang relative tinggi, membuat ikan mengalami kenaikan
kecepatan respirasi. Hal ini dapat diamati dari pergerakan operculum ikan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum Adaptasi Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Terhadap
Perubahan Suhu dan Salinitas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu
bagaimana adaptasi ikan mujair (Oreochromis
mossambicus) terhadap perubahan suhu dan salinitas?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan
praktikum ini yaitu untuk mengetahui adaptasi ikan mujair (Oreochromis mossambicus) terhadap perubahan suhu dan salinitas?
D.
Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan
praktikum ini yaitu dapat mengetahui adaptasi ikan mujair (Oreochromis mossambicus) terhadap perubahan suhu dan salinitas?
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)
Ikan mujair (Oreochromis
mossambicus) merupakan organisme perairan air tawar yang dapat bertahan
terhadap perubahan kondisi lingkungan perairan, diantaranya kadar oksigen yang
rendah dan perubahan salinitas yang cukup ekstrim. Ikan mujair telah beradptasi
luasi di Indonesisa berkat kemampuan berembangbiaknya yang cepat. Ikan mujair
dapat digunakan sebagai hewan uji untuk diketahui sintasannya dalam suatu
perairan (Suyantri, 2010).
Ikan mujair memiliki bentuk badan memanjang dan agak
pipih, sisiknya berwarna coklat samapi coklat kehijau-hijauan, atau coklat
kehitam-hitaman tergantung pada lingkungan hidupnya. Ikan mujair termasuk ikan
yang rakus dan pemakan segalanya, sehingga dapat hidup didataran rendah ataupun
pegunungan. Ikan mujair sering berkembang biak sehingga berat tubuhnya hanya
dapat mencapai berat 80-140 gr (Murtidjo, 2001).
Ciri khas dari ikan mujair yaitu dagu berwarna
kekuning-kuningan dan tanda tersebut biasanya akan terlihat lebih jelas pada
ikan jantan yang sudah dewasa. Ikan mujair hidup diperairan tawar, seperti
danau, wadu, dan rawa. Toleransinya yang luas terhadap salinitas, menyebabkan
ikan ini juga dapat hidup di air payau dan air laut. Ikan mujair bersifat
herbivore, tetapi ikan ini juga mengkonsumsi detritus, crustacean, benthos, dan
berbagai bentuk makanan suplemen yang ada di air (Setianto, 2012).
B. Adaptasi Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)
Kapasitas adaptif ikan mujair terhadap
salinitas yang berbeda tergantung pada fungsi osmoregulasi terpada berbagai
organ terutama insang, saluran pencernaan, dan ginjal. Adaptasi ikan mujair
terhadap salinitas tinggi melibatkan beberapa perubahan fungsional sel-sel
klorida (CCS) pada epitel insang dan aktivitas Na+-K+-ATPase.
Ikan mujair memiliki toleransi terhadap kualitas perairan yang buruk dan
oksigen yang rendah (Marassabessy, 2015).
C. Pengaruh Salinitas terhadap
Morfologi dan Fisiologi pada Ikan
Salinitas berpengaruh terhadapa
osmoregulasi dari ikan serta berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
kesuburan telur. Terdapat beberapa beberapa organ yang berperan dalam tekanan
osmotik sebagai akibat pengaruh salinitas pada ikan yaitu, ginjal, insang, dan
saluran pencernaan. Laju respirasi ikan merupakan suatu parameter respon fisiologis
ikan terhadap salinitas (Retnami, 2007).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Pratikum Adaptasi Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus) Terhadap Perubahan Suhu dan Salinitas dilaksanakan pada hari Rabu,
6 April 2016, pukul 07-30 – 11.00. Bertempat di Laboratorium Komputasi, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Akuarium
|
Untuk
menyimpan ikan
|
2.
|
Stopwatch
|
Untuk
menghitung waktu
|
3.
|
Hot
plate
|
Untuk
memanaskan air
|
4.
|
|
|
5.
|
Gelas
beker
|
Sebagai
wadah untuk memanaskan air
|
6.
|
Timbangan
|
Untuk
menimbang ikan
|
2. Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Ikan
Mujair (Oreochromis mossambicus)
|
Sebagai
objek pengamatan
|
2.
|
Garam
|
|
C.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum ini
adalah sebagai berikut:
a.
Pengaruh Salinitas
1.
Menyiapkan wadah akuarium sebanyak 2 buah.
2.
Memasukkan air ke dalam masing-masing akuarium secukup.
3. Memasukkan 1 ekor ikan mujair (Oreochromis mossambicus) ke dalam masing-masing akuarium.
4. Menghitung jumlah gerakan operculum selama 1 menit pertama sebagai perlakuan control,
kemudian memasukkan garam 25 gram perlakuan pertama, 50 gram perlakuan kedua,
dan 100 gram perlakuan ketiga.
b.
Pengaruh suhu
1.
Menyiapkan wadah akuarium sebanyak 2 buah.
2.
Memasukkan air ke dalam masing-masing akuarium secukup.
3. Memasukkan 1 ekor ikan mujair (Oreochromis mossambicus) ke dalam masing-masing akuarium.
4. Menghitung jumlah gerakan operculum selama 1 menit pertama sebagai perlakuan control,
kemudian menambahkan air panas hingga suhu akuarium 25ºC sebagai perlakuan 1
dan 43 ºC sebagai perlakuan 2.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini, tercantum pada Tabel berikut:
1. Perubahan
Salinitas
No.
|
Konsentrasi
garam (gram)
|
Jumlah
gerakan operculum/menit
|
|
Akuarium A
|
Akuarium
B
|
||
1
|
0
|
73
|
71
|
2
|
25
|
80
|
64
|
3
|
50
|
85
|
71
|
4
|
100
|
99
|
77
|
2.
Perubahan Suhu
No.
|
Suhu air (oC)
|
Jumlah
gerakan operculum/menit
|
|
Akuarium A
|
Akuarium
B
|
||
1
|
28
|
87
|
99
|
2
|
43
|
70
|
50
|
3.
Salinitas
No
|
Konsentrasi garam (gram)
|
Salinitas air akuarium A dan B ( %o)
|
1
|
25
|
0,07
|
2
|
50
|
0,08
|
3
|
100
|
0,09
|
B.
Pembahasan
Adaptasi merupakan kemampuan individu untuk mengatasi
keadaan lingkungan dan menggunakan sumber-sumber alam untu mempertahankan
hidupnya. Adaptasi yang dilakukan pada ikan mujair (Oreochromis mossabincus) terhadap perubahan lingkungan baik
perubahan suhu dan salinitas, dapat dilihat dari gerakan operculum ikan
tersebut. Perubahan suhu dan salinitas akan menimbulkan beberapa akibat pada
ikan misalnya kecepatan reaksi kimia meningkat atau menurun, sehingga gerakan
operculum ikan akan berbeda.
Praktikum adaptasi ikan mujair (Oreochromis mossabincus) terhadap suhu dan salanitas dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui adaptasi ikan mujair (Oreochromis mossabincus) terhadap suhu dan salanitas. Pengamatan
ini dilakukan dengan melihat gerakan operculum
ikan mujair (Oreochromis mossabincus)
pada perlakuan yang berbeda. Hasil
pengamatan pada praktikum ini menunjukkan perubahan salinitas semakin tinggi
konsentrasi garam dalam satuan gram, semakin banyak gerakan operculumnya dalam waktu 1 menit.
Sedangkan pada perubahan suhu semakin panas suhu air, semakin sedikit gerakan
operculum ikan.
Pengamatan pada perubahan salinitas, pertama dilakukan
perlakuan kontor selama satu menit dengan hasil gerakan operculum ikan mujair
sebanyak 73 pada akuarium A dan 71 pada akuarium B. Perlakuan selanjutnya,
dengan menambahkan 25 gr garam pada masing-masing akuarium, jumlah gerakan
operkulam ikan mujair pada akuarium A 80 kali, sedangan akuarium B 64 kali
pergerakan operkulum ikan. Perlakuan ketiga dengan menambahkan kesontrasi garam
yaitu 50 gr. Jumlah operkulum ikan mujair yang diperoleh 85 kali pada akuarium
A dan 71 kali pada akuarium B. Perlakuan terakhir dengan menambahkan 100 gr
garam, hasil yang diperoleh yaitu 99 kali pada akuarium A dan 77 kali akuarium
B.
Jumlah gerakan operukulum ikan mujair yang diperoleh pada pengamatan
ini, semakin tinggi konsentrasi garam, maka semakin banyak gerakan operculum
ikan mujair dalam waktu satu menit. Nurhayati (2004), menyatakan bahwa
frekuensi membuka serta menutupnya operkulum pada ikan mujair terjadi lebih
sering pada setiap kenaikan suhu. Hasil pengamatan pada praktikum ini sesuai
dengan teori yang didapatkan.
Pengamatan adapatsi ikan mujair terhadap perubahan
suhu, perlakuan pertama dengan memasukkan ikan mujair kedalam akuarium dengan
suhu air 28 ºC Jumlah gerakan operkulumikan ikan mujair pada akuarium A
sebanyak 87 kali, sedangan pada akuarium B 99 kali. Perlakuan kedua dengan suhu
air 43ºC, jumlah operculum ikan mujair yang diperoleh 70 kali pada akuarium A
dan 50 kali pada akuarium B. Jumlah gerakan operkulum pada perubahan suhu,
semakin tinggi suhu lingkungannya maka semakin lambat gerakan operkulummnya.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu adaptasi ikan
mujair (Oreochromis mossambica)
terhadap perubahan suhu dan salinitas, semakin tinggi suhu lingkungan maka
semakin sedikit jumlah gerakan operkulum ikan mujair, Sedangkan semakin tinggi
salinitas lingkungan maka semakin banyak gerakan operculum ikan mujair.
B. Saran
Saran
yang diajukan pada praktikum ini yaitu diharapkan kepada seluruh praktikan untuk selalu bekerja sama dalam melakukan
praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Marassabessy,
D,M., Pengadaptasian Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus Dalam Air Laut
Sebagai Alternatif Umpan Hidup Dalam Menunjang Perikanan Huhate, Oseonologi dan Limnologi di Indonesia, 1(3),279-290
Murtidjo,
A,B., Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air
Tawar, Kanisius, Yogyakarta
Suyantri,
E., Aunurohim., Abdulgani, N., 2010, Sintasan (Survival Rate) Ikan Mujair (Oreochromis
mossambica) Secara In-situ di Kali Mas Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya
Setianto,
A, 2012, Sistematik dan Morfologi Ikan Mujair, Universitas Sumatera Utara,
Medan
Retnami,
T,H., Abdulgani, N., 2007, Pengaruh Salinitas Terhadap Kandungan Protein dan
Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii), Institut Teknologi, Sepuluh
Nopember, Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar