I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berudu atau kecebong
adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif
hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik
(hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia =
"hidup pada tempat berbeda-beda") kecebong ini juga salah satu contoh
dari sekian banyak makhluk hidup yang mempunyai kemampuan dalam regenerasi
organ. Ekor yang diputuskan tersebut akan tergantikan kembali melalui proses
regenerasi organ yang memerlukan waktu tertentu dalam proses pembentukannya.
Regenerasi merupakan proses yang begitu
penting bagi kehidupan makhluk hidup, tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak
akan ada yang sempurna. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk
melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan
tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ.Dalam melakukan
regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu
pemberian nutrisi. Tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek
makanan, makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan,
mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama.
Misalnya penggantian anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan
kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut.
Kemapuan
untuk melakukan regenerasi struktur yang hilang terdapat pada hampir semua makhluk
hidup, paling tidak dalam suatu derajat tertentu.Pada vertebrata kemampuan
meregenerasi struktur-struktur utama tubuh terbatas pada Urodella yang dapat
mengganti anggota badan atau ekor yang hilang.Ada juga pada beberapa Icertulia
yang dapat meregenerasi bagian ekor yang hilang seperti kecebong. Regenerasi
tidak sama pada bagian organisme. Kelas amphibi, memiliki daya regenerasi yang
rendah, biasanya terbatas pada bagian ekor yang lepas atau rusak. Proses
regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi, setelah
dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu saja.
Namun tidak demikian dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu, kemampuan
untuk memperbaiki dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai dewasa .Setiap
hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan
yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum regenerasi
yaitu bagaimana proses pembentukan regenerasi
pada kecebong ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan
praktikum regenerasi yaitu :
1. Untuk membuktikan ba hwa pada
hewan-hewan tertentu organ baru masih
dapat terbentuk setelah melewati
periode organogenesis.
2. Untuk mengamati pembentukan regenerasi
pada tempat sayatan dan mengikuti perkembangannya sehingga tercapai bentuk yang
serupa dengan keadaan semula.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari praktikum
regenerasi adalah
1. Dapat membuktikan bahwa pada
hewan-hewan tertentu organ baru masih dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis.
2. Dapat mengamati pembentukan regenerasi
pada sayatan dan mengikuti
perkembangannya sehingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Regenerasi
Regenerasi dalam
biologi adalah menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Daya
regenerasi paling besar pada echinodermata dan platyhelminthes yang dimana tiap
potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Pada Anelida
kemampuan itu menurun. Daya itu tinggal sedikit dan terbatas pada bagian ujung
anggota pada amfibi dan reptil. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas
pada penyembuhan luka. Kebanyakan vertebrata memiliki kemampuan regenerasi,
Kemampuan ini tergantung pada bagian tubuh yang dipotong. Misalnya, bila ekor
cicak dipotong ekornya maka pada potongan bagian anterior itu akan segera
terbentuk ekor baru. Segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi pada umumnya
lebih sedikit dari pada jumlah segmen yang hilang (adnan,2007 )
Suatu organisme
khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan
yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi
natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian
atau experimen. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat
muncul kembali, dan dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut
sebagai regenerasi. Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses
perkembangan embrio. Dari pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus
(timbullah) organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Ini melibatkan
morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio (balinsky, 1981)
B. Tahapan Regenerasi pada Katak
Regenerasi pada katak meliputi tiga cara. Pertama lewat
mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa
sel yang terdiferensiasi. Yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi
seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra.
Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi
lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai
dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe
regenerasi ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi
konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan
fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada
hati manusia (Yatim, 1994).
Regenerasi bila
ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari
pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya
anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam
proses biasa, misalnya rontok rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai
proliferasi dan diferensiasi lebih sel-sel lapisan marginal. Dapat pula
berbentuk sebagai penimbunan sel-sel yang nampak belum berdiferensiasi pada
luka yang disebut blastama, yang akan berproliferasi dan secara progresif
membentuk bagian tubuh yang hilang. Blsatama berasal dari sel cadang khusus
atau neoblast sel-sel interstitial yang bermigrasi ke tempat asal luka
(Sugiyanto, 1996).
regenerasi dari
hewan-hewan yang berbeda, tampak ada hubungan antara kompleksitas dan
kemampuannya untuk regenerasi. Daya regenerasi spons hamper sempurna. Pada
manusia, regenerasi terbatas pada perbaikan organ dan jaringan tertentu. Dalam
satu oragnisme, setidaknya di antara vertebrata, dengan meningkantnya umur juga
tampak kemampuan regenerasi llenyap secara progresif. Ketika tungkai pertama
terlihat pada kecebong katak, bila lenyap bagian itu akan dapat diregenerasi
dengan mudah, akan tetapi setelah metamorphosis, katak secara normal tidak
mampu meregenrasi tungkai yang lenyap. Persamaan antara regenerasi dan perkembangan
embrio telah menyebabkan beberapa ahli embriologi mempelajari regenerasi dengan
harapan mendapatkan suatu pengertian bagaimana perkemabngan embrio terjadi.
Penemuan polaritas telah memperlihatkan bahwa kekuatan organisasi tertentu,
mungkin kimiawi bekerja pada regenerasi (Kimball, 1983).
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum regenerasi dilaksakan pada hari
Rabu, tanggal 22 April 2015, pukul 15.15 -17.20 WITA dan bertempat di
laboratorium Zoologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini
tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaannya
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Cutter
|
1
|
Untuk
memotong ekor kecebong
|
2.
|
Mistar
|
2
|
Untuk
mengkur ekor kecebong
|
3.
|
Gelas
aquades
|
3
|
Sebagai
wadah tempat meleakkan kecobong
|
4.
|
Kamera
|
2
|
Untuk
mengambil gambar
|
5.
|
Alat
tulis
|
2
|
Untuk
mencatat hasil pengamatan
|
C. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Kegunaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Kecebong
|
30
|
Sebagai
bahan pengamatan
|
2
|
Air
|
|
Media
tumbuh kecebong
|
D. Prosedur Kerja
Prosedur
keja pada praktikum regerasi yaitu :
1.
Menyediakan 3 gelas aqua
yang masing-masing diisi 3 ekor kecebong yang sama besar.
2.
Memberikan label A1 pada
kecebong yang ekornya dipotong tegak lurus, label A2 pada kecebong yang
dipotong melintang, dan label A3 pada perlakuan kontrol.
3.
Mengukur ekor kecebong
sebelum dipotong
Memotong
ekor kecebong kemudian mengukur lagi panjang ekornya.
4.
Mengamati daya degenerasi
kecebong tersebutt selama 7 hari
Mencatat
dan mendokumnetasikan hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sayatan
Lurus
Regenerasi meliputi tiga cara. Pertama lewat
mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa
sel yang terdiferensiasi. Yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi
seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra. Mekanisme
regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat
pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan
perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe regenerasi
ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi
konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan
fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada
hati manusia (yatim, 1994).
Percobaan
dekecebong dengan ngan memotong ekor, dengan perlakuan dipotong miring dan
tegak lurus.Setelah diamati selama 7 hari, ternyata bagian ekor yang telah
dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak
dapat tumbuh sama seperti semula terkadang ada yang tidak tumbuh atau sama
seperti ukuran pertama. Tidak seperti katak dewasa, kecebong memiliki kemampuan
untuk benar-benar tumbuh kembali secara lengkap jika terluka dengan mengantikan
suatu jaringan yang disebut dengan blastema. Hasil pengamatan pada kecebong
yang dipotong ekornya dengan sayatan lurus tercantum pada tabel berikut.
Tabel 3.
Sayatn lurus
Hari
|
Panjang
Regerat
|
Gambar
|
1
|
0,4
cm
|
Hari pertama
Hari keempat
Hari ketujuh
|
2
|
0,5
cm
|
|
3
|
0,5
cm
|
|
4
|
0,6
cm
|
|
5
|
0,6
cm
|
|
6
|
0,7
cm
|
|
7
|
0,7 cm
|
B. Sayatan Melintang
Pada hewan-hewan tertentu bagian tubuh yang
disayat/dibuang/hilang, dapat diperbaiki dengan sempurna melalui proses
regenerasi. Kemampuan regenerasi sangat berbeda diantara hewan-hewan. Suatu
organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau
jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena
kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan
penelitian atau experimen.
Kecebong
yang dipotong ekornya dengan sayatan melintang tumbuh lebih lambat di banding
kecebong yang dipotong ekornya dengan sayatan lurus. Hasil pengamatan pada
kecebong yang dipotong ekornya dengan sayatan melintang tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4.
Sayatan melintang
Hari
|
Panjang
Regerat
|
Gambar
|
1
|
0,4
cm
|
Hari
Pertama
Hari
keempat
Hari
ketujuh
|
2
|
0,45
cm
|
|
3
|
0,5
cm
|
|
4
|
0,6
cm
|
|
5
|
0,6
cm
|
|
6
|
0,65
cm
|
|
7
|
0,65
cm
|
C.
Kontrol (Tanpa disayat)
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut,
ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang
parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya anggota bagian badan sampai
pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontok
rambut. Kelas amphibi, memiliki daya
regenerasi yang rendah, biasanya terbatas pada bagian ekor yang lepas atau
rusak.
Pengamatan
pada regenerasi kecebong, kecebong ketiga tidak dilakukan
pemotongan ekor, untuk melihat regenerasi yang terjadi. Namun hanya diukur
penjang pertumbuhan yang terjadi selama 7 hari. Hasil pengamatan pada kecebong
control tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5.
Kecebong kontrol
Hari
|
Panjang
Regerat
|
Gambar
|
1
|
0,9
cm
|
Hari Pertama
Hari Keempat
Hari
Ketujuh
|
2
|
0,9
cm
|
|
3
|
0,93
cm
|
|
4
|
0,95
cm
|
|
5
|
0,98
cm
|
|
6
|
0,98
cm
|
|
7
|
1,0
cm
|
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum
regenerasi yaitu, kecebong merupakan salah satu hewan yang dapat melakukan
regenerasi. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat
kemampuan untuk melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan
pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ.
B.
Saran
Saran
yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yatiu :
1.
Sebaiknya praktikan tidak saling menyuruh dalam melakukan percobaan.
2.
Untuk laboratorium, diharapkan memperlengkap alat-alat praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnan,
Halifahpagarra., Asmawat.i ,2007, Penuntun
Praktikum Reproduksi dan Embriologi ,Jurusan Biologi FMIPAUNM,
Makasaar
Balinsky, B. I., 1983, An Introduction to Embriology. W. B.
Saunders
Kimball,
J.W., 1983, Biologi Edisi ke- 5 jilid 2,
Erlangga., Jakarta
Sudarwati, 1990, Struktur Hewan. Bandung : Jurusan
Biologi FMIPA ITB, Bandung
Sugianto,1996.Perkembangan Hewan. Yogyakarta: Gajah
Mada University
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung,
Tarsito.